Rekomendasi 5 Buku Pengembangan Diri Berkedok Novel
Novel adalah buku yang sering kali dijadikan pelarian
bagi orang-orang dari dunia. Novel juga sebuah karya sastra yang membuat siapapun
yang membaca mengetahui sesuatu yang nggak pernah terjadi di hidup pembaca.
Tapi, kebanyakan mungkin mengenal novel sebagai buku fiksi yang nggak ada gunanya,
yang kebanyakan isinya romance menye-menye dan nggak berkelas. Hmm, tau nggak
sih kalau ada novel yang nggak hanya berisikan cerita fiksi romantis? Ada loh
novel yang isinya lebih dari fiksi yang dipandang remeh itu.
Nah ada nih lima novel fiksi yang bisa dibilang buku
pengembangan diri!
1.
Nonversation dan
Loversation karya Valerie Patkar
Dua novel ini memiliki hubungan, sehingga aku naruh di
satu tempat aja. Nonversation merupakan buku awal kisah Dirga dan Thea nih, dua
manusia yang sama-sama kesepian. Keduanya yang memiliki kesukaan dan sifat yang
bertolak belakang. Dirga yang ramai dengan teman-temannya yang banyak dan
selalu bersinar. Dan Thea yang sangat sepi dan redup. Tapi, mereka sama-sama
kesepian.
Kisah mereka dilanjutkan dalam buku Loversation. Bisa
dibilang buku kedua ini adalah titik di mana mereka belajar menerima keadaan.
Kenapa aku bilang novel ini adalah novel pengembangan diri, karena dalam proses
kamu membaca buku ini kamu akan berproses untuk berdamai dengan masa lalu.
Jadi, Nonversation dan Loversation cocok dibaca buat kamu yang memiliki masa lalu buruk, masa kecil yang tidak bahagia. Buku ini akan membuat kamu lebih ‘nggak apa-apa’ dalam menghadapi kenangan buruk masa kecil itu.
2. Minimarket yang Merepotkan karya Kim Ho-Yeon
Buku terjemahan dari penulis korea ini merupakan novel
loh, tapi di dalamnya nggak berisikan kisah romance. Justru di dalam novel
dengan sampul kuning ini kamu akan dipertemukan dengan sosok Dokgo yang
dianggap sebelah mata karena dia merupakan seorang gelandangan, tapi justru
Dokgo membantu orang-orang di sekitarnya dalam menghadapi masalah.
Dari buku ini kamu akan belajar kalau mendengarkan adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh semua orang. Salah satu yang paling aku suka adalah bagian di mana Dokgo meyanrankan kepada seorang ibu-ibu untuk lebih mendengarkan anaknya, karena banyak nggak sih orang tua yang lupa untuk mendengarkan anaknya?
3.
Lukacita karya Valerie
Patkar
Lagi-lagi novel karya Mbak Valerie Patkar nih emang
nggak akan ada habisnya aku bahas buku karya beliau. Kali ini aku ngasih
rekomendasi buku berjudul Lukacita, buku karya Mbak Val yang aku baca pertama
kali. Udah bisa nebak nggak isi bukunya dari judul buku itu?
Lukacita. Luka. Cita-cita. Yap, buku ini membahas luka
seseorang dalam meraih cita-cita itu. Semua orang akan terluka dalam proses
mereka meraih cita-cita, emang ada yang nggak terluka dalam proses meraih
cita-cita mereka?
Buku ini juga buku romance yang membuat jantung kamu
berdebar. Kamu akan dipertemukan dengan Tara dan Javier. Tara, gadis yang
melepas cita-citanya yang udah dia perjuangkan selama belasan tahun. Dan Javier
yang juga harus perlahan terluka dalam meraih apa yang dia ingin.
Buku ini membuat kamu berdamai dengan luka itu.
4.
Pasta Kacang Merah
karya Durian Sukegawa
Tadi udah nyebut buku terjemahan Korea, sekarang
melimpir nih ke tetangganya, yaitu Jepang. Buku terjemahan dari bahasa Jepang
dengan sampul indah ini juga berisikan cerita yang indah loh.
Buku ini bercerita tentang Sentaro seorang pecandu alkohol
yang sebelumnya pernah dipenjara, dia harus berjualan dorayaki untuk melunasi
hutang. Lalu dia bertemu dengan Tokue, ibu-ibu (udah nenek-nenek) yang berminat
untuk bekerja di Dora Haru sebagai pembuat pasta kacang merah. Awalnya Sentaro
enggan karena Tokue sudah tua dan pernah memiliki penyakit, tetapi Sentaro
mengijinkan Tokue bekerja karena pasta kacang merah buatannya enak.
Dalam buku ini kamu akan diberikan ketenangan, membuat kamu lebih menerima
apa yang terjadi di dalam hidup. Buku ini juga akan membuat kamu merasa nggak
apa-apa untuk mencoba.
Nah, itu ada lima buku pengembangan diri berkedok
Novel yang bisa kamu baca.
Selamat membaca!
0 komentar