Judul :
Kapan Nanti
Penulis :
Ziggy
Zezsyazeoviennazabrizkie
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Blurb:
Kami
menyukai hari-hari di ruang cuci. Kami masuk dalam keadaan kotor dan keluar dengan
tangan-tangan yang bersih.
Suara-suara pelan memantul di dinding ruang cuci, tapi tidak ada yang perlu
bicara karena kata-kata akan ditelan suara mesin yang bergetar menabrak
dinding-dinding dan menggilas lantai-lantai. Di dalam ruang cuci, kami ditelan
dan ditenggelamkan dan dimuntahkan kembali dengan kotoran badan kami terkubur
di dalam wadah penyucian. Kami keluar dari sini, kami putih. Di ruang cuci,
kami sunyi.
Kapan
Nanti berisi tujuh cerita penuh keajaiban yang membenturkan logika. Kita akan diajak
ke pojok ruang cuci, ke hutan yang dari antara bertopeng kelinci, juga
mengikuti kisah Kin yang menggunakan kartu kredit orangtua dan membeli one way
ticket untuk melancong satu keluarga. Cerita-cerita yang tidak biasa dan
memantik imajinasi.
Review:
Seperti kebanyakan novel karya Ziggy, kepenulisan
khasnya selalu mampu membuat orang-orang bertanya-tanya mengenai arti
sebenarnya dari apa yang dia tulis. Ziggy selalu menggunakan
perumpamaan-perumpamaan dalam tulisannya, anehnya karena perumpamaan yang dia
tulis itu, rangkaian kata yang dia susun justru terlihat begitu indah.
Buku dengan sampul merah putih yang terlihat indah ini
tidak memberikan keindahan dalam ceritanya. Buku yang memiliki banyak ilustrasi
anak-anak dan tokoh utamanya adalah seorang anak tetapi tidak boleh dibacakan
kepada anak-anak karena ini bukan buku anak-anak.
Kapan Nanti merupakan sebuah buku yang berisikan
delapan cerpen dengan kisahnya masing-masing. Buku ini akan membawa pembaca
membayangkan mengenai Ruang Cuci, mengenai bagaimana Ruang Cuci menjadi tujuan
akhir para tokoh, membuat pembaca menggunakan imajinasinya dalam
mengimplementasikan bagaimana ruang cuci berisi orang-orang yang tersesat.
Tak hanya itu, dalam buku ini pembaca juga
dipertemukan dengan sosok perempuan yang memakai topeng kelinci bulan,
perempuan dan perempuan-perempuan lain yang menggunakan topeng. Dalam cerpen
ini pembaca akan dijelaskan mengenai bagaimana manusia yang menggunakan topeng
untuk menutupi diri, seperti kesal tetapi harus tetap menggunakan topeng agar
bisa tersenyum sepanjang hari.
Pembaca juga akan bertemu dengan Kin, gadis kecil yang
menggunakan kartu orang tua untuk berkelana bersama keluarganya. Pada bagian
ini pembaca akan paham mengenai kekesalan anak kepada orang tua, walau bagi
saya apa yang dilakukan Kin tidak boleh ditiru yah.
Banyak hal yang dibahas dalam buku ini, mengenai
kesunyian, kekosongan, sepi, bahkan patriarki. Buku ini membahas apa yang
memang terjadi di dunia nyata, ketika pembaca sudah mampu memahami artinya,
pembaca akan sadar bahwa apa yang ditulis oleh Ziggy merupakan sebuah cerminan
masyarakat.
Novel ini mengajak kita untuk berpetualang dalam
imajinasi, membuat pembaca akan menghilang dalam imajinasi mereka masing-masing
ketika membuka lembaran-lembaran buku. Cerita unik ini sangat bisa dinikmati
selain karena makna yang diberikan begitu berarti juga karena cara Ziggy
menulis harus diapresiasi. Dengan adanya ilustrasi pada setiap bab ini membuat
pembaca lebih bisa membayangkan bagaimana bentuk asli dari tokoh yang dijelaskan
oleh Ziggy.
Selamat membaca dan bertemu dengan Sasha, semoga
kalian yang mengalami apa yang dialami Sasha, bisa kuat seperti Sasha. Semoga
kalian mendapatkan kehidupan yang layak dan bahagia!