Mulailah Dari Dirimu Sendiri



Ketika kita sedih, jangan pernah berharap seorang teman akan datang dan menggenggam tanganmu, karena jika itu tak terjadi maka kecewa akan menghampirimu dan membuat kesedihan itu semakin menjadi-jadi. Kita hidup tidak bisa selalu tergantung dengan teman, sedih dikit panggil teman, kalau temanmu nggak ada saat kamu butuh, kamu maki-maki dia. Seharusnya kamu tau, manusia punya kesibukan masing-masing, mungkin temanmu memang sedang sibuk. Tak apa, ketika kamu sedih dan temanmu tak ada, kamu tak akan mati.

Sekarang, coba pikirkan, sebanyak apapun temanmu berkata untuk menenangkan, atau untuk menguatkan kamu, tapi kamu sendiri tak percaya bahwa kamu bisa, mana mungkin ada perubahan? Sebelum berbicara pada temanmu, coba bicara pada dirimu sendiri. Siapkah kamu melepas kesedihan? Percayakah dirimu bahwa kamu bisa melepas kesedihan itu? Semua tergantung dirimu, jadi utamakan dirimu. Buat dirimu percaya bahwa kamu bisa melewati segalanya.

Jangan sedih berlarut-larut dengan melihat story-story temanmu yang kelihatannya hidup mereka jauh lebih bahagia dari hidupmu. Letakkan saja ponselmu, bangkit dari tempat tidurmu, usap air matamu, mendekatlah ke cermin, tatap manusia dicermin itu, lalu senyum dan katakan, “Kamu bisa melewati segalanya. Kamu bisa melepas kesedihan. Tak apa ini hanya sebuah rencana Tuhan agar kamu menjadi manusia kuat. Semangat!”

Yah, tentu aku sering mencoba itu. Setiap kali aku melihat nilai ulanganku yang begitu jelek, jelas aku selalu menangis ketika sampai rumah, menangis seharian, sendiri di dalam kamar. Aku cukup takut untuk cerita ke teman, bukan hanya karena gengsi, tapi karena mereka mungkin tak bisa jadi solusi. Aku selalu memilih untuk membaca novel, agar pikiranku teralihkan, sampai akhirnya ketika aku benar-benar tak bisa menahan segalanya. Aku bangkit, dan berkata pada manusia didalam cermin. Aku berkata apapun untuk menguatkanku, apapun itu. Mungkin kalian tau sebuah kalimat dari Charlie Chaplin, yaitu ‘Miror is my best friend, because when i cry it never laughs.’ Betul, bukan? Cermin adalah caraku untuk berbicara pada diriku sendiri.

Jadi, sekali-kali kamu boleh bercerita bada teman, agar hidup tidak terlalu menyesakkan. Tapi jangan paksa mereka ketika mereka tak punya waktu untukmu. Mereka punya kehidupan sendiri, mungkin saja temanmu itu juga sedang ada masalah. Apa kamu mau menjadi tambahan beban untuknya? Sebelum bercerita ke teman, coba tanyakan dulu, “Situasi hari ini bagaimana? Lancarkah?” bahkan ketika kamu tanya begitu, temanmu juga bisa saja berbohong untuk menutupi masalah. Tanyakan lagi, “Apa sedang ada masalah?” 

Sebelum kamu ingin diperhatikan oleh orang lain, coba perhatikan orang itu dulu. Karena orang yang terlihat tentram, terlihat bahagia, biasanya adalah orang yang sedang menutupi luka hidupnya.

Sebelum mencari teman yang baik cobalah menjadi teman yang baik. Semuanya harus dimulai dari dirimu sendiri, maka perubahan akan terjadi. Tapi ketika kamu melewatkan dirimu, maka langkah-langkah berikutnya bisa jadi beban untukmu. Istirahatlah sebentar kalau kamu memang sudah lelah, lancarkanlah nafasmu. Kamu harus hidup dengan kebahagiaan, jangan hidup untuk mencari kebahagiaan. Kamu kuat akan segala hal. Sekali lagi, percayalah pada dirimu bahwa kamu bisa. Jangan menangis, tetaplah tersenyum, karena bagaimana kamu bisa tersenyum ketika airmata jatuh membasahi pipimu. Senyumlah maka airmata itu akan berhenti.

Semangat! Percayalah bahwa Tuhan memberikan kita cobaan sesuai dengan porsi masing-masing. Tuhan memberimu cobaan, karena Tuhan tau kamu mampu melewatinya, dan kamu akan menjadi manusia yang lebih kuat setelahnya. Tersenyumlah untuk dirimu dulu, lalu untuk orang lain. Tenangkan dirimu dulu, baru orang lain. Mulailah dari dirimu dahulu.


0 komentar