Dunia Ning Arum

Enjoy how my life and the lives of others

  • Home
  • About Me
  • Social
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us

Tidak ada yang kurindukan dari masa lalu selain hidup tanpa gawai dan diriku yang dulu



Tidak ada yang kurindukan dari masa lalu selain hidup tanpa gawai dan diriku yang dulu. Aku membenci apapun yang ada di masa laluku.

Setiap kali aku berdiri di tengah jalan ketika malam, aku selalu memikirkan bagaimana bisa aku tidak memngingat kebahagiaan apa yang kudapat ketika kecil dulu? Bagaimana bisa tempat yang sudah kutempati selama hampir delapan belas tahun itu justru jadi tempat yang paling asing di ingatanku?

Setiap aku melihat sudut-sudut ruangan, aku selalu berpikir mengapa yang terputar di ingatanku hanya kejadian-kejadian itu? Mengapa aku tidak memiliki kenangan indah dengan orang tua di dalam rumah ini? Mengapa yang terputar di ingatanku hanya pertengkaran, pecahan piring, dentuman pintu, kalimat-kalimat kasar serta tatapan mata penuh amarah itu? Ini aku yang memang melupakan kebahagiaan masa kecil atau aku yang ternyata tidak punya kenangan bahagia di rumah ini?

Aku ingin bahagia. Aku ingin hidup nyaman dan tenang, tanpa ketakutan. Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku merasa seperti itu. Nyatanya sejak kecil aku takut, aku takut pulang, aku takut bertemu Ayah, aku takut bertemu Kakak, aku takut bertemu teman sekolah, aku takut bertemu sepupu-sepupu. Aku takut dan aku tidak tenang.

 Jika diingat tentang masa lalu. Bukankah membahagiakan hidup tanpa gawai seperti dulu? Terakhir kali aku hidup jauh dari gawai adalah saat sekolah menengah pertama. Kala itu Ketika berbincang dengan teman, tak ada ponsel yang menjadi dinding diantara aku dan orang lain. Seperti hidup hanya ada cerita dari mulut ke mulut dan mata ke mata secara langsung.

Banyak hal yang bisa didiskusikan dulu. Tak perlu dengan ponsel, di sekolah tak perlu banyak foto, tak perlu memikirkan untuk update status saat berkumpul. Rasanya, pertemanan kala itu hanya untuk dirasakan, bukan disebarkan. Aku Bahagia sekali kala itu.

Lalu, diriku yang dulu. Gadis ceria dan bebas itu. Dia menghantuiku setiap aku menatap kaca. Rasanya aku benar-benar merindukannya, dia tidak ada lagi sekarang. Sudah menghilang. Tergantikan oleh aku yang sekarang, ceria tapi tak seceria dulu, dan jelas aku merasa tidak bebas sekarang.

Kerinduan itu selalu muncul setiap aku sendiri dan menyadari bahwa hidupku benar-benar tak bisa seperti dulu. Bahwa aku kemungkinan tidak bisa mengembalikan sosok anak kecil yang dulu kukubur secara paksa.

Aku benar-benar merindukan hidup tanpa gawai dan diriku yang dulu. Belakangan ini aku merasa hidup semakin menakutkan, semakin aneh, dan semakin tidak-tidak. Seperti ada perbedaan yang siknifikan yang sulit kuketahui apa penyebabnya.

Anak kecil di sekitarku sudah bermain gawai semua, mereka bahkan seperti tidak bisa lepas dari ponsel genggam itu. Tak ada lagi petak umpet yang dulu mewarnai hari dengan berteriak dan berlarian, tak ada lompat tali saat sore hari, taka da suara ibu-ibu yang berteriak menyuruh anaknya untuk pulang dan tidur siang. Bukankah saat itu hidup terasa lebik menenangkan?

Suara-suara anak kecil yang tidak mau tidur siang itu menyenangkan bukan? Tapi sekarang aku bahkan tidak pernah tidak melihat anak kecil yang menatap layer ponsel dengan serius, anak sekolah dasar yang sudah bermain game hingga menghabiskan banyak uang, sudah tak ada lagi anak gadis yang bermain boneka-boneka atau masak-masakan, semua beralih pada gawai.


 


          Buku berjudul Laut Bercerita ini merupakan buku yang membahas sesuatu yang jarang sekali dibicarakan. Kisah dalam buku bisa dibilang menjadi salah satu bagian dari Sejarah kelam Indonesia, tetapi cerita ini sangat jarang dibiarakan pada para anak muda yang seharusnya mengtahui apa yang pernah terjadi di negaranya.

Review Laut Bercerita karya Leila S. Chudori

Blurb:

Jakarta, Maret 1998

Di sebuah senja, di sebuah rumah ssun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru Laut disergap empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawannya, Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon, dia dibawa ke sebuah tempat yang tak dikenal. Berbulan-bulan mereka disekap, diinterogasi, dipukul, ditendang, digantung, dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting: siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu.

Jakarta, Juni 1998

Keluarga Arya Wibisono, seperti biasa, pada hari Minggu Sore memasak bersama, menyediakan makanan kesukaan Biru Laut. Sang ayah akan meletakkan satu piring untuk dirinya, satu piring untuk sang ibu, satu piring untuk Biru Laut, dan satu piring untuk si bungsu Asmara Jati. Mereka duduk menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung muncul.

Jakarta, 2000

Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin Aswin Pradana mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni mereka yang kembali. Anjani, kekasih Laut, para orangtua dan istri aktivis yang hilang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-kawannya.

Laut Bercerita, novel terbaru Leila S. Chudori, bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.

Review:

          Saya membeli buku ini karena saat itu sedang banyak yang membicarakannya. Kebetulan sejak saya kelas sebelas saya mulai tertarik dengan kejadian tahun 98 itu, itu disebabkan oleh teman saya yang bnyak bercerita tentang apa yang terjadi pada tahun itu. Lalu saat beberapa orang mulai membicarakan buku Laut Bercerita ini mengatakan bahwa buku ini memiliki sesuatu yang akan membuat kit merasa takut.

          Akhirnya saya membeli buku itu. Dan benar, bab pertama sudah menyajikan sesuatu yang keji.

          Buku ini bercerita tentang seorang mahasiswa dari Universitas Gajah Mada jurusan Sastra Inggris bernama Biru Laut Wibisono. Dia dan teman-temannya bergabung dalam perkumpulan aktivis mahasiswa bernama Winatra. Perkumpulan itu membahas tentang banyak hal, seperti tentang masalah Orde Baru yang sedang terjadi pada saat itu. Mereka mendiskusikan banyak buku-buku terlarang, seperti buku karya Pramoedya Ananta Toer.

          Perjuangan dari pekumpulan itu tidak mudah, mereka sering dikejar-kejar, ditangkap karena dirasa perkumpulan itu merupakan perkumpulan yang menentang pemerintah. Di sini Biru Laut tidak hanya berperan sebagai seorang mahasiswa yang diam-diam menjadi seorang aktivis saja, tetapi juga dijelaskan perannya sebagai seorang teman, kekasih, kakak, dan juga seorang anak. Biru Laut dijelaskan sebagai seseorang yang selalu mencinta keluarga, terutama pada Adiknya yang memiliki kepribadian yang sangat berbeda dengan dirinya.

          Di dalam buku juga terdapat romansa tentang Biru Laut dan Anjani, seorang pelukis yang mampu membuat Biru Laut lebih pendiam sejak pertama kali bertemu. Lalu dalm perannya sebagai seorang teman, Biru Laut diceritakan sebagai seseorang yang pendiam, juga seseorang yang penuh perhatian.

          Terdapat dua sudut pandang dalam buku Laut Bercerita ini yaitu, sudut pandang Biru Laut dan Asmara Jati adiknya. Sudut pandang dari Biru Laut bercerita tentang bagaimana perjuangannya bersama Winatra dalam bersuara.

          Dalam sudut pandang Biru Laut dijelaskan bagaimana rasanya mengalami penyiksaan seperti harus dicambuk, ditentang, ditidurkan di atas balok es, atau disengat listrik. Dalam menjelaskan kondisi itu penulis berhasil menjelaskan dengan sangat luar biasa, karena saya selalu ikut merasa kesakitan setiap kali si Biru Laut menjelaskan bagaimana kejinya mereka saat menyiksanya. Bahkan tak jarang saya merasa takut akan diculik karena saya juga memiliki buku karya Pramoedya. 

          Lalu sudut pandang dari Asmara Jati yang menjelaskan bagaimana keadaan orang-orang yang ditinggalkan oleh para aktivis yang menghilang, tak hanya itu juga dijelaskan bagaimana kondisi para aktivis yang sudah dipulangkan. Asmara menjelaskan bagaimana orang tuanya yang masih belum menerima kenyataan yang ada, bagaimana anggota Winatra yang selamat tetapi harus hidup dipenuhi oleh rasa trauma. Dari sudut pandang Asmara juga menceritakan bagaimana dia bersama Tim Komisi Orang Hilang berusaha untuk mencari tau kemana perginyapara aktivis yang tidak kunjung pulang itu.

          Asmara juga ikut merasakan keperihannya sendiri. Dia harus kehilangan Kakaknya yang sejak kecil bermain bersamanya, dia juga harus mampu menghadapi kedua orang tuanya yang selalu menunggu Biru Langit setiap hari Minggu. Sebagai anak terakhir Asmara merasa kesakitan karena harus menerima kenyataan bahwa orang tuanya tidak melihat keberadaan dirinya sejak hilangnya Biru Laut. Tak hanya itu, dia juga harus mampu menghadapi sang kekasih yang masih terjerat dalam trauma dan terjerat dalam rasa bersalah karena mampu pulang dengan selamat sedangkan temannya yang lain menghilang.

          Jujur saat saya membaca buku ini saya merasakan banyak emosi, tak hanya sekali saya menangis saat membaca setiap kalimatnya. Saya selalu membaca buku ini saat malam hari, sehingga saya sering merasakan emosi terlebih saat bagaimana para anggota keluarga yang ditinggalkan tidak bisa menerima kepergian anggota keluarganya yang hilang tidak diketahui di mana keberadaan tubuhnya.

          Kita harus belajar kecewa bahwa orang yang kita percaya ternyata memegang pisau dan menusuk punggung kita. Kita tidak bisa berharap semua orang akan selalu loyal pada perjuangan dan persahabatan.

 Jadi, bahagia itu apa?


            Jadi, apa bentuk dari bahagia itu?

Tempat ini dipenuhi dengan manusia yang akan memulai hidup dengan penuh perlombaan. Manusia-manusia yang umurnya akan menginjak kepala dua, manusia yang akan memulai hidup dengan penuh perasaan bersalah pada orang tua, atau manusia yang sebenarnya sedang ingin kabur mencari rumah kedua.

Mereka berlalu lalang, membaca setiap tulisan yang tertempel di mading-mading di samping jalan. Wajahnya mengerut penuh ketakutan, ditebak pikirannya; haruskah ini haruskah itu? Apa aku bisa ke sini? Atau ku kubur saja mimpi dan mengambil jalan dengan resiko kegagalan yang paling sedikit?

Seperti orang dewasa lainnya. 

Aku tak pernah paham apa yang dikejar orang-orang yang berpapasan denganku di persimpangan jalan setiap kali berangkat sekolah. Motor-motor berlalu lalang, seakan-akan tak peduli dengan satu-satunya nyawa, mereka menerjang untuk mencari uang yang tak akan ada habisnya. Tatapan matanya selalu tajam seakan-akan tidak pernah ada tetesan bahagia di hidupnya. Seakan-akan mereka lupa tentang masa lalu atau berusaha melupakan masa lalu. Mereka berlari seperti tak punya rencana masa depan atau mungkin memang tidak punya. Dan kemungkinan paling besar, mereka hanya berlari setidaknya untuk bertahan hidup di dunia fana ini.

Dan perihal uang yang mereka cari. Orang-orang selalu berkata padaku, beruntungnya aku lahir di keluarga yang berkecukupan, tak perlu memikirkan biaya pendidikan contohnya. Tapi,

Apakah mereka pernah mempertanyakan penderitaan gadis bahagia di keluarga berkecukupan? Apakah mereka pernah mempertanyakan luka yang harus ditanggung gadis bahagia di keluarga berkecukupan itu untuk sampai di detik ini? Apakah pernah mereka mempertanyakan atau sekedar ingin tau perjuangan gadis bahagia di keluarga berkecukupan itu?

Atau hanya aku yang selalu bertanya-tanya seperti itu ketika melihat mata orang-orang di sekitarku? Aku selalu membandingkan hidupku dengan kisah hidup mereka yang terdengar di telingaku; apakah hidupku jauh lebih bahagia atau lebih menderita? Apakah hari ini aku kusyukuri atau kusesali?

Setiap kali aku melihat senyum orang-orang di depanku; di kelas yang penuh, di persimpangan jalan. Aku mempertanyakan tentang keaslian. Apakah mereka benar-benar bahagia? Luka apa yang ada di hidupnya? Apa yang pernah terjadi di masa lalunya hingga membuatnya tumbuh seperti sekarang? Aku mempertanyakan itu, aku ingin tahu tentang itu, sekedar untuk jadi alasan bertahan sejam lagi, sehari lagi, atau jika bisa setahun lagi.

 Aku pernah dapat telepon dari seorang teman yang menangis, ku pertanyakan alasan tangisan itu keluar di pukul setengah delapan malam. Hatiku selalu sakit setiap mendengar tangisnya sejak aku tau bahwa dia terpenjara dalam kehidupannya sendiri. Kebahagiaan yang kulihat ketika pertama kali bertemu dengannya adalah alasan kenapa aku merasakan sakit itu. Dan sejak saat itu, aku berhenti berpikir bahwa kehidupan orang lain sangat bahagia seperti apa yang terlukis di depan mataku.

Perihal Bahagia itu seperti sebuah pertanyaan yang jawabannya tidak bisa dipastikan. Setiap mata memandang Bahagia dengan berbeda. Setiap kepala memikirkan Bahagia yang berbeda. Ada banyak bentuk dari Bahagia, tak bisa dijelaskan atau disebutkan satu per satu. Wujudnya pun terkadang membigungkan. Kenapa? Karena tak jarang yang terlihat Bahagia justru sedang menangis di dalam.

Apa bentuk kebahagiaan itu? Uang? Teman? Keluarga? Atau justru luka?

Karena terkadang, aku bahagia ketika aku sadar bahwa masa laluku penuh dengan luka.

          Jadi, apa sebenarnya Bahagia itu? Hal sederhana atau justru hal yang kita pikir kebahagiaan? Kehadiran orang yang menyayangi kita atau kehadiran orang yang kita sayangi? Sesuatu yang sudah jadi milik kita atau sesuatu yang ingin kita miliki?

          Jadi Bahagia itu yang mana? Yang ada di kepala atau keinginan semata? Satu hal yang pasti apapun bentuk Bahagia itu, kita berhak merasakannya. Dan jangan lupa untuk selalu mengingatnya, sekecil apapun kebahagiaan itu. Aku sadar bahwa aku terlalu sering melupakan sedikit kebahagiaan yang hadir di hidupku dan memilih untuk mengingat terus menerus luka kecil yang menggores hatiku.

          Hiduplah dengan Bahagia, jangan hidup untuk mencari Bahagia.


            

    Dulu saat saya berada di sekolah menengah atas, guru fisika saya pernah berkata bahwa sebagai anak muda kita tidak boleh terlalu lama membaca buku pelajaran atau terlalu lama menonton video tentang mata pelajaran. Sesekali kita perlu membaca atau menonton video lain yang bisa menambah wawasan kita, yang bisa mengembangkan diri kita menjadi baik.

Rekomendasi Channel Youtube untuk Pengembangan Diri

Jadi, inilah channel youtube yang selalu saya tonton dikala saya haus pengetahuan di luar pembelajaran:

1.    Analisa Channel


                Kanal youtube ini merupakan kanal youtube yang membahas tentang kesehatan mental. Saya sangat suka menonton video-videonya yang dikemas berdasarkan masalah apa yang sedang di rasakan. Kanal ini saya rekomendasikan bagi orang yang sedang bingung dengan jati diri atau bagi orang yang ingin memperdalam pengetahuan tentang kesehatan mental.

Dengan konten-konten video yang membahas kesehatan mental ini dapat menambah wawasan kita terhadap apa yang sedang kita rasakan. Jadi kanal ini cocok untuk kamu yang ingin mengetahui kenapa sih dengan diri ini.

2. Menjadi Manusia



Ini adalah channel youtube yang paling saya suka, karena membahas berbagai banyak hal. Bukan hanya berfokus pada kesehatan metal saja. Youtube ini memberikan banyak konten tentang berbagai pandangan. Seperti sudut pandang dari anak pertama, tengah, terakhir, dan anak sulung. Dengan konten-konten itu kita akan mendapatkan wawasan baru, dan akan menemukan sudut pandang baru.

Saya selalu menonton channel youtube ini saat merasa saya butuh sesuatu yang baru, seperti saya butuh memahami bagaimana rasanya tumbuh dengan kekurangan kasi sayang, atau bagaimana sih rasanya mengalami perubahan saat bertambah dewasa.

3.    3. Greatmind


Dulu saya pertama kali menemukan cahnnel youtube ini saat muncul di beranda tentang inner child. Penyajian dalam kanal youtube ini sangat saya sukai, karena selain berisi pembicaraan sederhana yang dalam, tetapi juga terdapat video dengan pengekspresian yang sangat apik. Banyak hal yang sayadapatkan dari kanal youtube ini.

4.    4. Gita Savitri Devi


Mungkin beberapa orang sudah mengenal orang ini, Gita Savitri Devi penulis dari buku Rentan Kisah yang sudah difilmkan ini memiliki cahnnel youtube yang membahas perspektif yang sering ada dalam masyarakat. Cara pembawaan Gta alam menyampaikan isi video terdengar sangat enak, karena dia menggunakan bahasa yang bisa diterima oleh anak muda. Apa bagian dari konten youtubenya tentang beropini, saya selalu suka mendengarkan opini-opini yang dia jelaskan. Ini juga dapat membuat kamu menambah sudut pandang loh!

5.    5. Jubilee


Ini adalah satu-satunya cahnnel youtube luar yang selalu saya tonton. Playlist yang selalu saya tonton dari channel youube ini adalah video tentang membaca rahasia-rahasia seseorang. Dalam video itu seseorang akan menuliskan rahasia terbesarnya secara anonim, lalu di bacakan. Di video-video itu saya selalu takjub, terkadang kkaget, terkadang ada bagian yang saya rasa itu pas dengan apa yang saya rasaka.

Ini adalah beberapa channel youtube yang sering saya kunjungi ketika saya ingin mendapatkan sesuatu yang baru. Selamat menonton dan selamat mengetahui hal baru.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Hai, perkenalkan saya Wahyuning Arum. silakan e-mail ke wahyuarum0311@gmail.com untuk kerja sama

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Justitia Avila Veda, Memberikan Pendampingan Bagi Para Korban Pelecehan Seksual
  • 5 Drama Korea dengan Tema Nikah Paksa atau Nikah Kontrak yang akan Membuat Penonton Senyum-Senyum Sendiri
  • Rania Bahagia
  • Novel Serangkai; tentang melepaskan apa yang seharusnya dilepas
  • Semakin Bertambah Dewasa Semakin Takut Untuk Bermimpi
  • 5 Drama Korea Slice of Life yang Bisa Menemani Kamu Setelah Hari yang Melelahkan
  • Rekomendasi 5 Buku Pengembangan Diri Berkedok Novel
  • The Reason Why Masa SMP adalah Masa-Masa Paling Membahagiakan sekaligus Paling Menyedihkan dalam Hidupku
  • People Come and Go, hal biasa dalam hidup
  • Ratu | Bagian 10 | Dia yang selalu ada

Categories

  • Cerita Kita 14
  • Lifestyle 2
  • Ratu 11
  • Rekomendasi 5
  • Review 4

Cari Blog Ini

Intellifluence Trusted Blogger

Arsip Blog

  • ►  2023 (13)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (2)
  • ►  2022 (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2021 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ▼  November (4)
      • Tidak ada yang kurindukan dari masa lalu selain hi...
      • Review Laut Bercerita karya Leila S. Chudori
      • Jadi, bahagia itu apa?
      • Rekomendasi Channel Youtube untuk Pengembangan Diri
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2019 (10)
    • ►  Desember (2)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Beranda

Popular Posts

  • Novel Serangkai; tentang melepaskan apa yang seharusnya dilepas
  • Novel Ghosting Writer, Meraih Mimpi dengan Cara yang Menarik
  • People Come and Go, hal biasa dalam hidup
  • The Reason Why Masa SMP adalah Masa-Masa Paling Membahagiakan sekaligus Paling Menyedihkan dalam Hidupku

Labels

  • Lifestyle 2

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template