Inginku


Aku dan Kamu adalah dua orang asing tapi saling mengenal. Aku sekarang hanya berharap kamu datang ke acara ulang tahunku, hanya datang, itu sudah cukup menjadi kado terindah bagiku. Saat ini aku hanya tinggal menunggu jawabanmu di grup tentang acara ini. Ah, kamu terlalu lama mengetik membuat perasaanku tak tenang, aku hanya takut jawabanmu tak sesuai keinginanku. Ternyata, kamu menjawab “oke” jawaban yang aku inginkan.

 Kamu datang, menggunakan kemeja-yang pernah kamu pakai saat ke rumahku dulu, yang dibalut dengan jaket jeans, helm berwarna merah hati, dan motor scoopy barumu itu. Lega rasanya, dan begitu senang akhirnya aku bisa bertemu denganmu, walau setiap hari kita bertemu. Ini cukup, sangat cukup. Kamu tau, aku tak pernah merasa jatuh hati yang benar-benar tulus sebelum ini, dan sekarang aku merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang di TV itu. Perasaan bahagia beserta gugup yang tak karuan. Kamu bertanya sandi WI-FI dan ku jawab dengan biasa saja, itu bohong, sejujurnya aku gugup, aku tak kuasa saat kamu menatapku. Setelah berbulan-bulan aku tak pernah bisa mendengar suaramu yang sedang berbicara padaku. Aku juga bahagia, ternyata kamu masih ingat dengan jalan rumahku, yang mungkin hampir satu tahun tak pernah kau kunjungi lagi. Aku tak berharap lebih dari ini, karena dengan melihatmu ada di rumahku saja sudah membuatku bahagia. Sangat bahagia.

Tanpa kamu sadari, aku selalu memperhatikanmu, dari jauh, kamu tidak akan mengetahui itu. Mengagumimu dari jauh seperti biasanya itu bisa membuatku semangat berangkat sekolah. Hahaha, mungkin jika kamu membaca ini dan tau siapa aku. Kamu akan semakin menghilang dari hidupku, jika saat ini saja kamu hampir menghilang, apalagi saat kamu tau. Hari ini kamu menganggapku ada, dan besok, aku kembali hilang di matamu. Terkadang aku merasa bahwa aku manusia bodoh karna cinta. Aku diam, saat aku tau kamu hanya memanfaatkan aku. Aku tak marah, karena aku memang tak bisa marah. Ah, bagaimana yah caranya menjelaskan bagaimana perasaanku saat mengingat yang dulu. Bisa dikatakan sakit, tapi sakit itu tidak bisa membuatku menangis.

Kamu tau, senyum yang ada di wajahmu itu yang bisa menghilangkan rasa lelahku saat mencintaimu dalam diam. Kamu tadi tersenyum, dan terlihat begitu tampan. Kali ini aku kembali berharap, aku berharap kamu menganggapku ada, besok dan seterusnya. Jika ada hal yang bisa membuatku terlihat olehmu, aku akan melakukan itu. Iya, aku akan nekat. Jangan tanya kenapa, karena jawabannya sudah jelas lelah. Tadi saja rasanya aku ingin menangis, ingin marah, saat kamu yah, kamu, yang selalu tak menganggapku ada. Ah, iya, satu yang sudah berubah dari kebiasaanmu. Jika dulu kamu adalah orang yang suka berfoto, sekarang tidak, tadi kamu bilang “Gue nggak suka foto” bukan apa-apa sih, hanya saja aku ingin tau alasannya. Aku ingin tau segalanya tentang kamu, apapun itu, aku ingin. Dan satu lagi, aku merasa bahwa kita ini sedang menjalankan LDR loh, tapi LDR yang lebih menyakitkan. Tadi aku baca kutipan di Instagram yang bertuliskan

LDR paling jauh adalah saat dua orang saling mengenal berpapasan, namun tak saling menyapa

 Bukankah itu yang sedang kita alami? Tiga tahun kita satu kelas, setiap hari bertemu, dan sekarang? Untuk menyapa pun tak mampu. Aku tau, saat kamu bertemu denganku kamu tau aku ada, tapi kenapa kamu enggan untuk menyapa? Ah, ini membuatku kesal. Padahal harapanku adalah kita masih sama seperti dulu, saling tersenyum saat bertemu, kamu yang selalu bertanya sesuatu padaku. Aku ingin semua kembali seperti dulu. Kumohon, sekali saja, anggap aku ada, walau hanya sekedar teman bahkan sekedar saudara. Aku ingin.

Jika dulu setiap hari kamu pasti menghubungiku hanya untuk menanyakan tugas, setiap hari kamu berbicara kepadaku bercerita tentang mantanmu atau tentang gebertan barumu. Aku ingin mendengar kalimat-kalimat itu lagi dari mulutmu, kalimat yang sebenarnya menyakitkan tapi menjadi begitu membahagiakan saat kamu yang bercerita dengan ekspresi wajahmu yang selalu membuatku ingin tertawa. Lagi-lagi semua kenangan itu tak pernah bisa kulupakan, dan aku selalu ingin kenangan itu terulang. Aku hanya ingin bertemu denganmu lalu berbicara seperti dulu.


0 komentar