Kenapa aku mencintaimu?
Mengapa aku bisa mencintaimu?
Pertanyaan itu selalu ada dipikiranku ketika
aku mengingatmu. Mengapa? Kadang aku
berpikir dari mana rasa ini sebenarnya muncul, dari aku atau semesta. Setiap
kali aku membuka pintu rumah hendak pergi ke sekolah, aku akan berpikir, “Apa
hari ini aku akan bertemu denganmu?” Sulit memang untuk mengetahui
jawaban-jawaban dari pertanyaanku, karena memang pertanyaan itu tak pernah
memiliki jawaban.
“Kenapa aku bisa suka kamu?”
“Kenapa aku mengharapkanmu?”
“Kenapa nangis karenamu? Padahal kamu nggak salah,
kamu nggak tau apa-apa.”
Kalau dipikir-pikir semuanya ini aneh, aneh
untukku. Aku selalu percaya dengan kalimat yang pernah keluar dari mulutmu, aku
selalu percaya dengan hal bahwa dia tak akan memiliki kekasih teman kelasmu
sendiri, entah ini karena aku yang terlalu takut menerima kenyataan, atau
memang itu kenyataan. Selalu berpikir positif tentangmu adalah hal yang sulit
untukku sendiri, sangat sulit, karena itu semuanya hanya untuk kebahagiaan
semataku saja, kebahagiaan yang akan hilang ketika aku kembali sadar bahwa aku
sedang berkhayal.
Ada saatnya ketika aku sangat ingin bertemu
denganmu, atau aku sangat merindukanmu, aku merasa aneh lagi karena kita satu
sekolah kelasmu juga di sebelah kelasku, sebenarnya sangat mudah sekali jika
ingin bertemu, aku nggak bisa. Atau terkadang, kamu sudah di depan mataku, aku
malah nggak suka, aku ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu, karena aku malu.
Malu tanpa alasan. Aku nggak bisa melihat wajahmu karena aku malu. Kadang aku
kesal sama diri sendiri, bagaimana bisa aku menjadi seperti ini.
Dulu aku pikir perasaan ini adalah perasaan
yang akan hilang seiring waktu, itu sebabnya aku tidak peduli. Aku
membiarkannya, tapi ternyata salah. Hingga saat ini, aku masih tetap memiliki
perasaan itu, dan semakin lama perasaan itu semakin menyakitkan, semakin
menyusahkan, semakin membuatku risih. Tapi aku nggak bisa berbuat apa-apa,
semakin mencoba melupakan, semakin ingin aku memilikimu.
Setiap hari aku hanya ingin mendapat kabar
tentangmu, entah kabar membahagiakan, atau menyedihkan seperti hari ini.
Hahaha, aku bisa bahagia karena kabar menyedihkan itu, karena aku bisa menulis
banyak puisi, aku bisa menulis berbagai cerita diluar nalar. Aku bisa membuat
hal yang akan membuatku bahagia walau hanya sekedar imajinasi, sekedar ilusi
yang tak akan pernah menjadi nyata. It’s
ok, karena aku ingin perasaan ini berguna untuk hidupku, aku ingin perasaan
yang aku pendam bertahun-tahun ini bisa memberikan karya. Aku ingin perasaan
menyakitkan ini tak sekedar menyakiti, namun juga penyembuh.
0 komentar